


Adab Bertetangga
Kajian Membahas Adab Bertetangga
Makmur Hidayat M.Pd.
8/9/20245 min read


Adab Bertetangga
Tetangga mendapat perhatian di dalam islam.
Kedudukan Tetangga Didalam Al Qur’an
1. Di perlakukan baik
Allah Ta’ala berfirman.
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya-mu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri“. [An-Nisaa/4 : 36]
2. Saling mengenal
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti. [Al Hujurat/4 : 13]
Didalam hadits, seorang mukmin harus bergaul dan bersabar dalam pergaulan
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ
"Rasulullah ﷺ bersabda, "Orang mukmin yang berbaur (berinteraksi) dengan manusia dan bersabar atas perbuatan buruk mereka, lebih besar pahalanya daripada seorang mukmin yang tidak berbaur (berinteraksi) dengan manusia dan tidak sabar atas tindakan buruk mereka." Sanad Ibnu Majah - 4022
Kedudukan Tetangga Di Dalam Hadits
1. Tetangga harus di perlakukan baik
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Rasulullah ﷺ mengucapkan sabdanya, "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia memuliakan tetangganya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya, dan menjamunya" Sanad Bukhari – 5560
2. Tetangga yang baik adalah rezeki kebahagiaan
عن نافع بن عبد الحارث رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (مِنْ سَعَادَةِ الْمَرْءِ: الْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ
الْهَنِيءُ ") صحيح - «الصحيحة
Sebagian dari kebahagiaan seorang muslim adalah rumah yang luas, tetangga yang saleh, dan kendaraan yang baik.” al-Adab al-Mufrad - al-Bukhari (457)
Rasulullah menjelaskan bahwa rumah yang besar, tetangga yang sholeh dan kendaraan yang baik merupakan tanda-tanda kebahagiaan seseorang.
Bagaimana tetangga yang saleh tersebut dapat menjadi tanda kebahagiaan dalam hidup seseorang?
Tetangga yang baik dan saleh tidak akan merugikan orang lain. Baik melalui perkataan maupun perbuatannya. Ia akan selalu memberikan nasihat, pendapat, dan mengarahkan dengan baik kepada kita agar tidak melakukan kesalahan. Intinya, hidup dengan tetangga yang shalih, maka akan rukun dan saling menguntungkan.
Ada pepatah bijak, yang ini berasal dari hadits yang dhaif yang berbunyi:
الْتَمِسُوا الْجَارَ قَبْلَ الدَّارِ وَالرَّفِيقَ قَبْلَ الطَّرِيقِ [حكم الألباني]
(ضعيف جدا) انظر حديث رقم: 1147 في ضعيف الجامع
“(Pilih) tetangga sebelum memilih rumah,”
Ibnu Hajar al-Asqalani berkata bahwa tetangga yang saleh adalah orang yang tidak menyakiti kita dan selalu mendoakan kebaikan untuk kita. Lihat Subul al-Salam Syarh Bulugh al-Maram (4/166)
3. Tetangga Sebab Neraka
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk surga, orang yang mana tetangganya tidak aman dari gangguannya / bahayanya."Sanad Muslim – 66
Prilaku yang harus kita hindari, dan bisa menjadi gangguan pada tetangga, diantaranya :
Suara yang berlebihan sampai terdengar kepada tetangga
Bau yang tidak sedap, yang sampai pada tempat tetangga
Wajah yang tidak ceria ketika berjumpa dengan tetangga
Jahatnya lisan yang suka menyindir / menyakiti tetangga, dll
4. Tetangga Sebab Surga
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا
قَالَ هِيَ فِي النَّارِ
Seorang lelaki berkata, "Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang terkenal dengan banyak salat, puasa dan sedekah, hanya saja ia menyakiti tetangganya dengan lisannya, " maka beliau bersabda, "Dia di neraka."
قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنَّ فُلَانَةَ يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا وَصَلَاتِهَا وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنْ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا قَالَ هِيَ فِي الْجَنَّةِ
" Lelaki itu berkata, "Wahai Rasulullah, ada seorang wanita yang terkenal dengan sedikit puasa, sedekah dan salatnya, ia hanya bersedekah dengan sepotong keju, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya, " maka beliau bersabda, "Dia di surga." Sanad Ahmad – 9298
Adab Kepada Tetangga
Dari pembahasan di atas, menjadi semakin jelas, bahwa hubungan kita kepada sesama manusia terkhusus tetangga adalah sangat penting, dan berbuat baik kepada tetangga termasuk bentuk ketaatan kepada Allah,
Ada 2 hal diantara sikap kepada tetangga
ü Adab baik yang harus dilakukan kepada tetangga
ü Adab buruk yang jangan sampai dilakukan kepada tetangga
1. Adab baik yang harus dilakukan kepada tetangga
1. Berakhlak baik
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan akhlak yang baik sebagai tanda kesempurnaan iman. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud no. 4682 dan Ibnu Majah no. 1162. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Akhlak yang baik (husnul khuluq) ditafsirkan oleh para salaf dengan menyebutkan beberapa contoh. Al Hasan Al Bashri mengatakan,
سُئِلَ الْحَسَنُ عَنْ حُسْنِ الْخُلُقِ: الْكَرَمُ ، وَالْبَذْلَةُ ، وَالِاحْتِمَالُ
«الكرم والجود للبرجلاني» (ص55):
“Akhlak yang baik adalah ramah, dermawan, dan bisa menahan amarah.”
Asy Sya’bi berkata bahwa akhlak yang baik adalah,
الْبِذْلَةُ وَالْعَطِيَّةُ وَالْبِشْرُ الْحَسَنُ، وَكَانَ الشَّعْبِيُّ كَذَلِكَ
“Bersikap dermawan, suka memberi, dan memberi kegembiraan pada orang lain.” Demikianlah Asy Sya’bi, ia gemar melakukan hal itu.
Ibnul Mubarok mengatakan bahwa akhlak yang baik adalah,
قَالَ: هُوَ بَسْطُ الْوَجْهِ، وَبَذْلُ الْمَعْرُوفِ، وَكَفُّ الْأَذَى
“Bermuka manis, gemar melakukan kebaikan dan menahan diri dari menyakiti orang lain.”
Imam Ahmad berkata,
حُسْنُ الْخُلُقِ أَنْ لَا تَغْضَبَ وَلَا تَحْتَدَّ، وَعَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: حُسْنُ الْخُلُقِ أَنْ تَحْتَمِلَ مَا يَكُونُ مِنَ النَّاسِ
“Akhlak yang baik adalah jangan engkau marah dan cepat naik darah.” Beliau juga berkata, “Berakhlak yang baik adalah bisa menahan amarah di hadapan manusia.”
Ishaq bin Rohuwyah berkata tentang akhlak yang baik,
هو بسطُ الوجهِ ، وأنْ لا تغضب
“Bermuka manis dan jangan marah.” (Lihat Jaami’ul ‘Ulum wal Hikam, 1: 457-458).
Akhlak yang baik akan membuat orang merasa aman dengannya, dan ini menunjukan keimanan yang baik, berbeda dengan orang yang berakhlak buruk, ini menunjukan keburukan iman seseorang, Rasulullah bersabda :
2. Mendampingi / memenuhi kebutuhan saudaranya
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي
عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَ
يَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
Rasulullah ﷺ bersabda: "Barang siapa yang meringankan beban seorang mukmin dari suatu penderitaan saat di dunia, maka Allah akan meringankan dirinya dari suatu penderitaan di hari Kiamat kelak. Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang yang tengah berada dalam kesulitan, niscaya Allah akan memberikan kemudahan baginya di dunia dan akhirat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Senantiasa Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama ia juga menolong antar sesama.
Sanad Mslim - 4867
3. Mendoakan tetangga tanpa diketahui
فَإِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
Rasulullah ﷺ dahulu pernah bersabda, 'Doa seorang muslim untuk saudaranya sesama muslim dari jarakjauh tanpa diketahui olehnya, niscaya akan dikabulkan. Di atas kepalanya ada Malaikat yang telah ditugaskan. Setiap kali ia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, maka Malaikat tersebut akan mengucapkan, 'Amiin dan engkau juga dapatkan seperti itu.'" Sanad Muslim – 4914
2. Adab buruk yang jangan dilakukan kepada tetangga
1. Jangan Membuka Aib tetangga
Terkadang ketika kita melihat keburukan, sangat kuat sekali godaaan setan untuk memerintahkan kita membuka keburukan orang lain.
Bahkan tak jarang keburukan yang kita sebarkan hanya berdasarkan prasangka..
Padahal perbuatan membuka aib adalah sebab terbuka aibnya sendiri.
Membuka Aib Orang Lain = Membuka Aib Diri Sendiri
صَعِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمِنْبَرَ فَنَادَى بِصَوْتٍ رَفِيعٍ فَقَالَ يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الْإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ لَا تُؤْذُوا الْمُسْلِمِينَ
وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ الْمُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ
Rasulullah ﷺ menaiki mimbar lalu menyeru dengan suara yang lantang, "Wahai sekalian orang yang telah berIslam dengan lisannya namun keimanan belum tertancap di hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin dan jangan pula kalian memperolok mereka, jangan pula kalian menelusuri dan membongkar aib mereka, maka barang siapa yang menyelidiki aib saudaranya seIslam niscaya Allah akan menyelidiki aibnya dan barang siapa yang aibnya diselidiki aibnya oleh Allah niscaya Allah akan membongkar aibnya meskipun di dalam rumahnya sendiri." Sanad Tirmidzi – 1955/2032 Hasan
Sebelum engkau mengeluarkan keburukan dari lisan, ingatlah
مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ
“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, kecuali di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaf: 18)
وَإِنَّ عَلَیۡكُمۡ لَحَـٰفِظِینَ كِرَامࣰا كَـٰتِبِینَ یَعۡلَمُونَ مَا تَفۡعَلُونَ
“Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat – malaikat) yang mengawasi, yang mulia dan mencatat, mereka mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Tafsir Ibnu Katsir , 7: 372)
2. Jangan Mengganggu ketenangan
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ
Nabi ﷺ bersabda, "Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman." Ditanyakan kepada beliau, "Siapa yang tidak beriman wahai Rasulullah?" beliau bersabda, "Yaitu orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan gangguannya." Sanad Bukhari – 5557
Contoh prilaku yang mengganggu :
1. Kebisingan (suara musik, suara hewan, pekerjaan bangunan) hendaknya bisa meminta izin kepada tetangga jika akan menimbulkan suara bising seperti bangun rumah, adanya tamu, dll sebagai adab memuliakan tetangga
2. Kotoran Hewan Peliharaan (perhatikan jangan sampai mengotori dan menimbulkan bau tidak sedap yang sampai pada kediaman tetangga)
3. Masalah Parkiran (Perhatikan kendaraan kita jangan menghalangi jalan umum ketika parkir, apalagi menutupi rumah tetangga)
4. Tumbuhan / tanaman yang berguguran daunnya ke atap tetangga (Jangan sampai daun yang berguguran dari tanaman kita menjadi sampah pada rumah tetangga)
5. dll