Hari yang disunnahkan berpuasa

Hari yang disunnahkan berpuasa

Makmur Hidayat M.Pd.

4/5/20257 min read

Puasa-Puasa Sunnah

1. Puasa nabi Daud

أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا وَأَحَبُّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ

'Abdullah bin 'Amru berkata, Rasulullah berkata kepadaku, "Puasa yang paling Allah cintai adalah puasa Nabi Daud 'alaihissalam, yaitu dia berpuasa satu hari dan berbuka satu hari dan salat yang paling Allah sukai adalah salatnya Nabi Daud 'alaihissalam pula, yaitu dia tidur hingga pertengahan malam lalu bangun mendirikan salat pada sepertiga malam dan tidur lagi di akhir seperenam malamnya". Sanad Bukhari – 3167

Tidak ada yang lebih baik (dalam amalan puasa) dari puasa nabi daud,

Rasulullah mendatangi ibnu umar, karena pernah berkata akan puasa sepanjang tahun dan shalat malam sepanjang hidupku

أُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنِّي أَقُولُ وَاللَّهِ لَأَصُومَنَّ النَّهَارَ وَلَأَقُومَنَّ اللَّيْلَ مَا عِشْتُ فَقُلْتُ لَهُ قَدْ قُلْتُهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي قَالَ فَإِنَّكَ لَا تَسْتَطِيعُ ذَلِكَ

Rasulullah bahwa aku berkata, "Demi Allah, sungguh aku pasti akan berpuasa sepanjang hari dan sungguh aku pasti akan salat malam sepanjang hidupku." Aku katakan secara terus terang, "Demi bapak dan ibuku sebagai tebusannya, sungguh aku memang telah mengatakannya."

فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَقُمْ وَنَمْ وَصُمْ مِنْ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَإِنَّ الْحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ قُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ

Maka beliau berkata, "Sungguh kamu pasti tidak akan sanggup melaksanakannya. Akan tetapi berpuasalah dan berbukalah, salat malam dan tidurlah dan berpuasalah selama tiga hari dalam setiap bulan karena setiap kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa, dan itu seperti puasa sepanjang tahun." Aku katakan, "Sungguh aku mampu lebih dari itu."

قَالَ فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمَيْنِ قُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ قَالَ فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ أَفْضَلُ الصِّيَام

Beliau berkata, "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah selama dua hari." Aku katakan lagi, "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu." Beliau berkata, "Kalau begitu puasalah sehari dan berbukalah sehari, yang demikian itu adalah puasanya Nabi Allah Daud 'alaihi salam yang merupakan puasa yang paling utama.."

ِ فَقُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ

Aku katakan lagi, "Sungguh aku mampu yang lebih dari itu." Maka beliau bersabda, "Tidak ada puasa yang lebih utama dari itu". Sanad Bukhari – 1840

2. Puasa Arafah bagi yang tidak berhaji

Puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah, dinamakan demikian, karena bertepatan pada hari Arafah

فَقَالَ عُمَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ بِمَنْ يَصُومُ الدَّهْرَ كُلَّهُ قَالَ لَا صَامَ وَلَا أَفْطَرَ أَوْ قَالَ لَمْ يَصُمْ وَلَمْ يُفْطِر

"Wahai Rasulullah, bagaimana dengan orang yang berpuasa sepanjang tahun?" Beliau menjawab: "Puasa dan iftarnya tak berpahala." -atau sabdanya dengan redaksi lain- "Ia tak dianggap berpuasa dan tidak dianggap pula berbuka

قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمَيْنِ وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ وَيُطِيقُ ذَلِكَ أَحَدٌ قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا قَالَ ذَاكَ صَوْمُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام قَالَ كَيْفَ مَنْ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمَيْنِ قَالَ وَدِدْتُ أَنِّي طُوِّقْتُ ذَلِكَ

." Umar kembali bertanya: "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka sehari?" Jawab beliau: "Itu adalah puasa Dawud 'alaihissalam." Umar bertanya lagi: "Bagaimana dengan orang yang berpuasa sehari dan berbuka dua hari?" Beliau menjawab: "Aku senang bila diberi kemampuan untuk itu."

ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Kemudian Rasulullah melanjutkan sabdanya: "Puasa tiga hari pada setiap bulan, dari Ramadan ke Ramadan, sama seperti puasa setahun penuh. Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun setelahnya. Adapun puasa pada hari Asyura, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya." Sanad Muslim – 1976

bagi yang berhaji tidak termasuk sunnah berpuasa pada saaat ibadah haji saat wuquf di arafah

سُئِلَ ابْنُ عُمَرَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَةَ فَقَالَ حَجَجْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَصُمْهُ

وَمَعَ أَبِي بَكْرٍ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُمَرَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَمَعَ عُثْمَانَ فَلَمْ يَصُمْهُ وَأَنَا لَا أَصُومُهُ وَلَا آمُرُ بِهِ وَلَا أَنْهَى عَنْهُ

"Ibnu Umar pernah ditanya terkait puasa Arafah saat tengah di Arafah, lantas jawabnya: 'Aku pernah berhaji bersama Nabi , hanya saja beliau tidak melaksanakan puasa Arafah. Aku juga pernah berhaji bersama Abu Bakar, ia pun tidak berpuasa Arafah. Begitu pula dengan Umar serta Utsman, mereka tidak berpuasa Arafah saat aku berhaji dengan masing-masing dari keduanya. Oleh karna itu, aku juga tidak berpuasa dan tidak pula kuperintahkan atau kularang orang lain untuk berpuasa.'" Sanad Tirmidzi – 682

Nabi tidak berpuasa saat haji di Arafah

عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ شَكَّ النَّاسُ يَوْمَ عَرَفَةَ فِي صَوْمِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَرَابٍ فَشَرِبَهُ

dari Ummu Al Fadhal, 'Orang-orang ragu apakah Nabi puasa pada hari 'Arafah. Maka aku utus seseorang membawakan minuman, lalu beliau meminumnya". Sanad Bukhari - 1548

3. Tasu’a dan asyura

Tasu’a adalah puasa pada hari ke 9 pada bulan Muharram

عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُولُا

حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Abdullah bin Abbas radhiallahu'anhuma berkata: “Ketika Rasulullah berpuasa pada hari Asyura, beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Lantas mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, itukan hari yang sangat diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.’ Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Pada tahun depan insya Allah, kita tambahkan puasa pada hari ke sembilan (Muharam).’ Hanya saja tahun depan belum kunjung tiba, Sanad Muslim – 1916

Asyura adalah puasa pada hari ke 10 pada bulan Muharram

Penamaan puasa asyura juga datang setelah Rasulullah membawa agama islam ini, dan tidak di kenal nama asyura pada zaman jahilah

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

Sedangkan puasa pada hari Arafah, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun setelahnya. Adapun puasa pada hari Asyura, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya." Sanad Muslim – 1976

4. Puasa Senin dan kamis

Dinamakan senin karena merupakan hari ke 2 dalam hitungan pekanan, begitupun kamis, dinamakan demikian karena merupakan hari ke 5 dalam hitungan pekanan

قَالَت كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنْ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

Dari sebagian istri Nabi , ia berkata: "Dahulu Rasulullah berpuasa pada tanggal sembilan bulan Zulhijah, hari Asyura, dan tiga hari dari setiap bulan, pada hari senin atau kamis pertamanya." Sanad Abu Daud - 2081

Senin dan kamis juga merupakan amal seseorang diangkat tiap pekan

إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ

Nabi berkata, "Sesungguhnya amalan para hamba disampaikan pada hari Senin dan Kamis." Sanad Abu Daud - 2080

تُعْرَضُ أَعْمَالُ النَّاسِ فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّتَيْنِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ مُؤْمِنٍ إِلَّا عَبْدًا بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ اتْرُكُوا أَوْ ارْكُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَفِيئَا

Rasulullah beliau bersabda, "Seluruh amal manusia dihadapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dua kali dalam sepekan. Yaitu pada hari Senin dan Kamis. Lalu Allah mengampuni dosa setiap hamba-Nya yang mukmin, kecuali orang yang bermusuhan. Maka dikatakan kepada mereka: tinggalkanlah dahulu kedua orang ini, sampai mereka berdamai." Sanad Muslim – 4654

5. Puasa 6 hari di bulan Syawal

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang berpuasa Ramadan, kemudian diiringi dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa setahun penuh." Sanad Muslim – 1984

Dikatakan seperti puasa 1 tahun penuh, karena setiap amal kebaikan di kalikan 10x lipat:

Ramadhan 1 bulan berpuasa x 10 = 10 bulan puasa

6 hari puasa syawal x 10 = 60 hari / 2 bulan puasa

Maka jika digabungkan menjadi 12 bulan / 1 tahun berpuasa

6. Puasa Arafah dan 1-9 Dzulhijjah

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ يَعْنِي أَيَّامَ الْعَشْرِ قَالَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ إِلَّا رَجُلًا خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ

“Tidak ada hari yang amal shalih lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari yang sepuluh ini (10 awal Dzulhijjah –pen).” Para sahabat bertanya: “Apakah lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah ?” Beliau bersabda, “Iya. Lebih baik daripada jihad fii sabiilillaah, kecuali seseorang yang keluar berjihad dengan harta dan jiwa raganya kemudian dia tidak pernah kembali lagi (mati syahid –pen).” Sanad Tirmidzi - 688

· Puasa yang shahih adalah tanggal 9 dzulhijjah

Puasa pada hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) adalah hukumnya sunat sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ اَحْتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِيْ بَعْدَهُ، وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اَحتَسِبُ عَلَى اللّهِ اَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِيْ قَبْلَهُ

“ … Dan puasa pada hari Arafah –aku mengharap dari Allah- menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu dan satu tahun yang akan datang. Dan puasa pada hari ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) –aku mengharap dari Allah menghapuskan (dosa) satu tahun yang telah lalu”. Sanad Muslim - 1976

· Puasa Bidáh adalah tgl 8 dzulhijjah (tarwiah)

haditsnya yang lafadznya sebagai berikut.

صَوْمُ يَوْمِ التَّرْوِيَةِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، وَصَوْمُ يَوْمِ عَرفَةَ كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ

“Puasa pada hari tarwiyah menghapuskan (dosa) satu tahun, dan puasa pada hari Arafah menghapuskan (dosa) dua tahun”.

Diriwayatkan oleh Imam Dailami di kitabnya Musnad Firdaus (2/248) dari jalan :

1. Abu Syaikh dari :

2. Ali bin Ali Al-Himyari dari :

3. Kalbiy dari :

4. Abi Shaalih dari :

5. Ibnu Abbas marfu’ (yaitu sanadnya sampai kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Hadits ini derajatnya maudlu’.

Sanad hadits ini mempunyai dua penyakit.

Pertama : Kalbiy (no. 3) yang namanya : Muhammad bin Saaib Al-Kalbiy. Dia ini seorang rawi pendusta. Dia pernah mengatakan kepada Sufyan Ats-Tsauri, “Apa-apa hadits yang engkau dengar dariku dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas, maka hadits ini dusta” (Sedangkan hadits di atas Kalbiy meriwayatkan dari jalan Abi Shaalih dari Ibnu Abbas).

Imam Hakim berkata : “Ia meriwayatkan dari Abi Shaalih hadits-hadits yang maudlu’ (palsu)” Tentang Kalbiy ini dapatlah dibaca lebih lanjut di kitab-kitab Jarh Wat Ta’dil.

1. At-Taqrib 2/163 oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar

2. Adl-Dlu’afaa 2/253, 254, 255, 256 oleh Imam Ibnu Hibban

3. Adl-Dlu’afaa wal Matruukin no. 467 oleh Imam Daruquthni

4. Al-Jarh Wat Ta’dil 7/721 oleh Imam Ibnu Abi Hatim

5. Tahdzibut Tahdzib 9/5178 oleh Al-Hafizd Ibnu Hajar

Kedua : Ali bin Ali Al-Himyari (no. 2) adalah seorang rawi yang majhul (tidak dikenal).

Amalan utamanya adalah haji

Pahala Shalat di masjid Nabawi

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ مِنْ الْمَسَاجِدِ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ

“Salat di masjidku lebih baik daripada seribu salat di masjid lainnya kecuali Masjid Al Haram.” Sanad Nasa’i – 2848 / Sanad Muslim – 2469

Pahala Shalat di masjidil haram

صَلَاةٌ فِي مَسْجِدِي أَفْضَلُ مِنْ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ إِلَّا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ وَصَلَاةٌ فِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَفْضَلُ مِنْ مِائَةِ أَلْفِ صَلَاةٍ فِيمَا سِوَاهُ

Rasulullah bersabda, “Salat di masjidku lebih utama seribu kali dari salat di masjid selainnya, kecuali Masjidilharam. Dan salat di Masjidilharam lebih utama seratus ribu kali dari salat di tempat selainnya.” Sanad Ibnu Majah – 1396

Jika kita mau hitung :

Di masjid negeri kita

Shalat di masjid negeri kita = 1

1 hari x 5 shalat = 5

5 pahala x 365 = 1825 (ini pahala shalat dalam setahun di negeri kita)

1825 x 25 (jika pahala shalat sempurna 25 derajat) = 45625

45625 ini pahala sempurna kita dalam shalat di negeri kita

Di masjidil haram

Shalat di masjidil haram 100.000 pahala

Jika Shalat di negeri nya 1825 x 55 tahun = 100.375

Seseorang harus shalat slama 55 tahun di negerinya untuk mencapai pahala shalat di masjidl haram

Ini jika shalatnya hanya dapat 1 pahala karena banyak kekurangan dalam shalatnya, karena pahala shalat seseorang tergantung keadaan shalatnya

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَنْصَرِفُ وَمَا كُتِبَ لَهُ إِلَّا عُشْرُ صَلَاتِهِ تُسْعُهَا ثُمْنُهَا سُبْعُهَا سُدْسُهَا خُمْسُهَا رُبْعُهَا ثُلُثُهَا نِصْفُهَا

Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya ada seseorang yang benar-benar mengerjakan salat, namun pahala salat yang tercatat baginya hanyalah sepersepuluh (dari) salatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepetujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, dan seperduanya saja.” Sanad Abu Daud – 675 Hasan

—————————————————

7. Puasa Tengah bulan (13,14,15)

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنْ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ

Abu Dzar berkata, Rasulullah bersabda kepadaku, "Wahai Abu Dzar, jika kamu ingin berpuasa tiga hari pada tiap bulan, maka berpuasalah pada tanggal ke tiga belas, empat belas dan lima belas." Sanad Tirmidzi – 692

8. Puasa di bulan haram

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik puasa setelah bulan Ramadan adalah puasa di bulan Muharam, dan sebaik-baik salat setelah salat fardu adalah salat malam." Sanad Muslim – 1982

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الزَّمَانُ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَةِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

“Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram (berperang di dalamnya – pen). 3 bulan berturut-turut, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Al Muharram, (dan yang terakhir –pen) Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari 4054 lidwa)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menzhalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi kalian semuanya. Dan ketahuilah bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. At Taubah: 36)

Disebut dengan bulan haram karena pada bulan tersebut diharamkan maksiat dengan keras, begitu pula pembunuhan. Demikian kata Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam kitab beliau Taisir Al Karimir Rahman. Ibnu ’Abbas mengatakan, ”Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)

9. Puasa Bulan Sya’ban

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

Dan aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali puasa Ramadan dan aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa (sunnat) kecuali di bulan Syakban". Sanad Bukhari - 1833