


Keteladanan Luqman Al Hakim - Nasihat pertama kepada anaknya ( Tauhid )
Luqman menjawab, “Sungguh tidak ada sesuatupun yang lebih baik dari hati dan lidah bila keduanya baik. Dan tidak ada sesuatu pun yang lebih buruk dari hati dan lidah bila keduanya buruk!”.
Makmur Hidayat M.Pd.
3/23/20246 min read


Keteladanan Lukman Al-Hakim dalam Pendidikan Anak
Keteladanan berasal dari kata “teladan” yang menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) bermakna “sesuatu yang patut ditiru atau baik untuk dicontoh.” Oleh karena itu, seseorang yang berhak diteladani adalah seseorang yang memiliki akhlak mulia, jujur, selaras antara perkataan dan perbuatan. Bahkan tanpa berkata pun, perilaku seorang teladan itu dapat dijadikan contoh untuk ditiru, misalnya dalam hal keteguhan iman, keikhlasan, kesabaran, empati, dan kehalusan budinya.
Sebagai orang tua, baik buruknya akhlak akan dicontoh oleh anak-anaknya. Orang tualah yang pertama dan utama dikenal dan paling dekat keberadaannya. Belajar dan terus mengkaji banyak hikmah, merupakan suatu keniscayaan sebagai upaya memantaskan diri untuk menjadi teladan. Pada kesempatan ini, mari kita ambil pelajaran dari keteladanan Luqman al-Hakim yang meskipun bukan rasul maupun nabi, akan tetapi namanya diabadikan di dalam al-Quran. [1]
Siapa Luqman al Hakim
Para ulama berbeda pendapat tentang siapa sebenarnya Luqman ini?.
Apakah ia seorang nabi atau hanya seorang yang shalih, tetapi bukan nabi? Pendapat yang lebih kuat adalah pendapat ini
Penjelasan asal Luqman al Hakim menurut ulama:
1. Sufyan atssauri meriwayatkan dari al asyáts dari ikrimah dari ibnu abbas, ia berkata, “Luqman adalah seorang hamba sahaya berkebangsaan Habsyi (Ethopia) dan berprofesi sebagai tukang kayu [2]
2. Diriwayatkan dari Abdullaj bin azzubair, ia berkata, “ aku bertanya kepada Jabir bin abdillah, “ Apa yang kamu ketahui tentang luqman ?.” Luqman menjawab, “ Luqman seorang laki-laki pendek yang pesek hidungnya, karena sebuah kecelakaan.”[3]
3. Yahya bin saíd al Anshari meriwayatkan dari sa’id bin al-Musayyab, ia berkata, “Luqman berasal dari negeri sudan(bersebelahan dengan mesir) memiliki fisik cukup kuat. Allah memberikan hikmah kepadanya, namun ia bukan seorang nabi
4. Luqman sangat perhatian kepada lidah dan hati
Dalam sebuah kisah ibnu jarir meriwayatkan sebuah keterangan dari khalid ai Rabi’. Ia berkata, “Luqman seorang hamba sahaya berkebangsaan Habsyi dan berprofesi sebagai tukang kayu. Suatu saat tuannya berkata kepadanya, “Sembelihlah seekor kambing untuk kami.” Ia pun menyembelih kambing untuknya. Selanjutnya tuannya berkata lagi, “keluarkan dari kambing itu dua macam daging yang paling baik.”
Maka ia mengeluarkan Lidah dan Hati.
Kemudian waktu pun berlalu beberapa lama. Selanjutnya tuannya berkata(seperti pertama) “Sembelihlah seekor kambing untuk kami.” Ia pun menyembelih kambing untuknya. Selanjutnya tuannya berkata lagi, “keluarkan dari kambing itu dua macam daging yang paling buruk.”
Maka ia mengeluarkan Lidah dan Hati.
Tuannya bertanya kepadanya:
“Aku memerintahkanmu untuk mengeluarkan 2 buah daging yang paling baik, lalu engkau keluarkan Lidah dan Hati.”
“Lalu saat Aku memerintahkanmu untuk mengeluarkan 2 buah daging yang paling buruk, lalu engkau keluarkan Lidah dan Hati.”
Mengapa kamu lakukan itu ?
Luqman menjawab, “Sungguh tidak ada sesuatupun yang lebih baik dari hati dan lidah bila keduanya baik. Dan tidak ada sesuatu pun yang lebih buruk dari hati dan lidah bila keduanya buruk!”[4]
5. Luqman adalah seorang putera ‘Anqa bin Sadun. Sedangkan menurut pendapat yang di kemukakan as-suhaili, putera Luqman itu bernama Tsaran[5]
Wasiat yang disampaikan Luqman kepada anaknya, ada di dalam surat Luqman : 13-19.
1. Untuk Jangan mempersekutukan Allah
وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ
لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya : “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Q.S. Luqman : 13)
Orang tua yang sayang pada anak, sudah sepatutnya selalu memastikan aqidah anak keturunannya tidak rusak, dan jangan sampai mempersekutukan Allah dalam menjalani kehidupannya di dunia
Memastikan anaknya tidak melakukan praktek kesyirikan, seperti :
A. Datang ke praktek perdukunan
Hukum berobat dengan dukun adalah dosa
قَالَ سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ النَّشْرَةِ فَقَالَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ
Dari Jabir bin Abdillah berkata, Nabi ﷺ ditanya tentang pengobatan dukun (mantra ala dukun) maka beliau ﷺ bersabda, "itu adalah dari perbuatan setan". Isnad Shahih Sanad Ahmad – 1362
Mendatangi dukun untuk memperbaiki nasib, adalah terlarang
عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَشْيَاءُ كُنَّا نَصْنَعُهَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ كُنَّا نَأْتِي الْكُهَّانَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَأْتُوا الْكُهَّانَ قَالَ وَكُنَّا نَتَطَيَّرُ قَالَ ذَاكَ شَيْءٌ يَجِدُهُ أَحَدُكُمْ فِي نَفْسِهِ فَلَا يَصُدَّنَّكُمْ
Dari Mu'awiyah bin Al Hakam As Sulami berkata, Aku berkata, Wahai Rasulullah, kami dulu melakukannya dimasa jahiliah, dulu kami biasa mendatangi dukun. Nabi ﷺ bersabda, "Jangan kau datangi dukun." Ia Mu'awiyah berkata, Dulu kami biasa merasa sial. Rasulullah ﷺ bersabda, "Itu adalah sesuatu yang didapatkan oleh salah seorang dari kalian di dalam jiwanya, jangan sekali-kali ia (kesialan) menghalangi kalian."
Isnad Shahih - Sanad Ahmad – 22646
Mendatangi dukun bertanya dan membenarkannya adalah kekafiran
مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Nabi ﷺ, beliau bersabda: "Barang siapa mendatangi seorang dukun atau peramal, kemudian membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad ﷺ." Sanad Ahmad - 9171
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ لَمْ يُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا
Shafiyah dari sebagian istri Nabi ﷺ dari Nabi ﷺ bersabda, "Barang siapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dikatakan, tidak diterima salatnya selama empat puluh hari." Sanad Ahmad - 16041
B. Menggunakan Jimat-Jimat
Dalam bahasa populer dinamakan Jimat atau dalam bahasa arab disebut dengan tamimah, bentuk jamaknya adalah tama’im yaitu sesuatu yang digantungkan di leher atau pada selainnya berupa mantra-mantra, kantong berjahit, rajah atau tulang dan yang lainya, dengan tujuan untuk mendatangkan manfaat atau untuk menolak madharat
Dalil dari assunnah, tentang tamimah
A. Nabi tidak membaiat pemakai jimat
عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَاِمرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ جَاءَ فِي رَكْبٍ عَشْرَةٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعَ تِسْعَةً وَأَمْسَكَ عَنْ رَجُلٍ مِنْهُمْ فَقَالُوْا: مَاشَأْنُهُ؟ فَقَالَ: ِإنَّ فِي عَضُدِهِ تَمِيْمَةً فَقَطَعَ الرَّجُلُ التَّمِيْمَةَ فَبَايَعَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ “مَنْ عَلَّقَ فَقَدْ أَشْرَكَ”. )رواه أحمد والحاكم)
“Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir, ada sepuluh orang lelaki datang menghadap Rasulallah dengan mengendarai kendaraan. Lalu Rasulullah membaiat sembilan orang di antara mereka, sedang yang satu tidak dibaiat. Para sahabat kemudian bertanya: “Ya Rasulullah mengapa yang satu orang itu tidak dibaiat?” Jawab Rasulullah: “Sebab di lengannya terdapat jimat.” Kemudian lelaki itu melepas jimatnya, dan Rasulullah pun membaitnya. Kemudian Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memakai jimat maka dia telah musyrik.” Sanad Ahmad – 16781
C. Bersekutu dengan bangsa jin
Ada nya Kerjasama jin dan manusia adalah menambah kesesatan, Allah berfirman :
وَّاَنَّهٗ كَانَ رِجَالٌ مِّنَ الْاِنْسِ يَعُوْذُوْنَ
بِرِجَالٍ مِّنَ الْجِنِّ فَزَادُوْهُمْ رَهَقًاۖ
Sesungguhnya ada beberapa orang laki-laki dari (kalangan) manusia yang meminta perlindungan kepada beberapa laki- laki dari (kalangan) jin sehingga mereka (jin) menjadikan mereka (manusia) bertambah sesat. (Q.S Al jin : 6)
D. Memiliki keyakinan ada tuhan selain Allah, dan semua agama sama saja.
Rasulullah bersabda :
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ
بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nasrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." Sanad Muslim - 218
Allah berfirman :
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ
وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisa’: 48),
E. Memiliki keyakinan ada kekuatan yang mengatur alam selain Allah
Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَوَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ
Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, serta siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati serta mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab: “Allah.” Maka katakanlah, “Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?” (Yunus: 31)
Dari 5 point, diatas itu, minimal yang kita awasi jangan sampai di lakukan anak2 kita :
A. Datang ke praktek perdukunan
B. Menggunakan Jimat-Jimat
C. Bersekutu dengan bangsa jin
D. Memiliki keyakinan ada tuhan selain Allah, dan semua agama sama saja.
E. Memiliki keyakinan ada kekuatan yang mengatur alam selain Allah
Pentingnya orang tua untuk menaruh perhatian kepada aqidah anak keturunannya, agar jangan sampai ada yang berbuat kesyirikan. Karena hal tersebut akan memisahkan hubungan orang tua dan anak nanti di akhirat.
Allah berfirman,
الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa”. (Az Zukhruf: 67)
Syaikh Abdurrahman As- Sa’diy menafsirkan,
لِأَنَّ خَلَّتَهُمْ وَمَحَبَّتَهُمْ فِي الدُّنْيَا لِغَيْرِ اللهِ،
فَاِنْقَلَبَتْ يَوْمُ الْقِيَامَةِ عَدَاوَةً
“Karena persahabatan dan kecintaan mereka di dunia bukan karena Allah, maka berubah menjadi permusuhan di hari kiamat.”[TafsirAs- Sa’diy]
Oleh karena itu, jika kita bisa menasihati, mendoakan anak keturunan kita untuk tetap di aqidah shahih, yang hanya menyembah Allah semata sampai kahir hayat, Allah akan mengumpulkan kita di surganya kelak
Allah berfirman :
جَنّٰتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ اٰبَاۤىِٕهِمْ وَاَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيّٰتِهِمْ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ يَدْخُلُوْنَ عَلَيْهِمْ مِّنْ كُلِّ بَابٍۚ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ
(Yaitu) surga-surga ‘Adn. Mereka memasukinya bersama orang saleh dari leluhur, pasangan-pasangan, dan keturunan-keturunan mereka, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu.
(Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga). (Q.S. Ar-Ra’du : 23-24)
Berikutnya nasihat lain Luqman kepada anaknya yang akan di bahas insyaa Allah di waktu dan tempat yang lain
1. Untuk Jangan meremehkan amal baik dan buruk (Q.S. Luqman : 16) اِنَّ اللّٰهَ لَطِيْفٌ خَبِيْرٌ
2. Dirikanlah shalat (Q.S. Luqman : 17) يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ
3. Serulah manusia untuk mengerjakan yang baik (Q.S. Luqman : 17) وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ
4. Cegahlah manusia dari berbuat yang mungkar (Q.S. Luqman : 17) وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
5. Bersabar terhadap ujian (Q.S. Luqman : 17) وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ
6. Jangan memalingkan mukamu karena sombong (Q.S. Luqman : 18) وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ
7. Jangan berjalan dengan angkuh (berbangga diri) (Q.S. Luqman : 18) وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ
8. Sederhana dalam berjalan (Q.S. Luqman : 19) وَاقْصِدْ فِيْ مَشْيِكَ
9. Lunakkan suara (Q.S. Luqman : 19) وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَۗ
وَبِاللهِ التَّوْفِيْقُ والهِدَايَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
---------
Maraji :
[1].Nur Hidayani, (2021), Keteladanan Luqman Al-Hakim dalam Pendidikan Anak, suaraaisyiyah.id, diakses pada 23 Maret 2024 dari https://suaraaisyiyah.id/keteladanan-luqman-al-hakim-dalam-pendidikan-anak/
[2]. Syaikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri, Al Mishbahul muniir Fii Tahdziibi Tafsiiri Ibni Katsiir Jilid 7, Terj. Abu Ihsan al-Atsari, (. Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2013), hal, 148.
[3]. Ibid.
[4]. Ibid. hlm. 149
[5]. Ibid. hlm. 151


