Tajwid - Pertemuan 1
Tajwid - Pertemuan 1 (Kajian Tahsin Rutin) Masjid Al Ikhlas, Perumahan Cimone Mas Permai
HOMEILMU TAJWID
Makmur Hidayat M.Pd
7/11/20242 min read


PEDOMAN ILMU TAJWID LENGKAP
Present : https://bit.ly/3zDVGkD
Ilmu Tajwid Secara bahasa
Tajwid secara bahasa berasal dari kata
جوَّدَ يجوِّد ، تجويدًا ، فهو مُجوِّد والمفعول مُجوَّد
Ber-arti : membuat sesuatu menjadi bagus.
Tajwid secara bahasa adalah التحسين
(التحسين = التجويد memperbaiki / memperindah)
Rasulullah ﷺ bersabda;
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ
قَالَ فَقُلْتُ لِابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ أَرَأَيْتَ إِذَا لَمْ يَكُنْ حَسَنَ الصَّوْتِ قَالَ يُحَسِّنُهُ مَا اسْتَطَاعَ
Rasulullah ﷺ bersabda, "Bukan dari golongan Kami orang yang tidak memperindah bacaan Al-Qur'an." Abdul Jabbar berkata, aku bertanya kepada Ibnu Abu Malikah; wahai Abu Muhammad, bagaimana pendapatmu apabila ia tidak bagus suaranya? Ia menjawab, ia perindah suaranya semampunya.Sanad Abu Daud – 1258, Hasan Shahih
وَكِيعٌ يَعْنِي يَسْتَغْنِي بِهِ
Waki' berkata, "Yaitu menyenandungkannya."Sanad Ahmad – 1396
Dalam riwayat lain;
زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ
Rasulullah ﷺ bersabda: "Indahkan suaramu dalam membaca AI-Qur 'an."
Sanad Nasa'i – 1005, Shahih
Namun memperindah suara ini adalah setelah kita bisa menguasai tajwid (makhrajul huruf, sifat-sifat dan hukum-hukum)
Rasulullah ﷺ bersabda;
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ حَسِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيدُ الْقُرْآنَ حُسْنًا
Rasulullah ﷺ bersabda, "Baguskanlah Al-Qur'an dengan suara-suara kalian, sesungguhnya suara yang indah dapat menambah keindahan Al-Qur'an." Sanad Darimi – 3365, Isnad shahih
Ilmu Tajwid Secara Istilah
Menurut istilah, tajwid adalah:
علم إِخْرَاجُ كُلِّ حَرْفٍ مِنْ مَخْرَجِهِ وَإِعْطَاؤُهُ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ مِنَ الصِّفَات
“Ilmu yang menjelaskan cara Mengucapkan setiap huruf dari makhraj (tempat keluarnya) serta memberikan haq dan mustahaq dari sifat-sifatnya.”[1]
Atau dalam kitab hidayatul mustafid, disebutkan tentang tajwid ;
التَّجْوِيدُ لُغَةَ :الاتيان بِالْجَيِّدِ
Tajwid secara bahasa adalah membaca dengan baik /mendatangkan kebaikan
وَاِصْطِلَاحَا: عِلْمٌ يُعْرَفُ بِهِ اعطاء كُلَّ حَرْفٍ حَقَّهُ وَمُسْتَحَقَّهُ مِنَ الصِّفَاتِ
وَالْمُدُودِ وَغَيْرِ ذَلِكَ كَالْتَّرْقِيقِ وَالتَّفْخِيمِ وَنَحْوِهِمَا
Tajwid secara istilah adalah satu ilmu untuk mengetahui tentang huruf, baik hak-hak huruf, maupun hukum2 yang timbul setelah hak hak huruf terpenuhi, berupa sifat-sifat huruf, mad-mad dan lain sebagainya seperti tarqiq, tafkhim dan semisal keduanya.[2]
Dari 2 definisi kitab hidayatul qari dan hidayatul mustafid, kita setidaknya mengetahui di antara cabang ilmu tajwid pada 6 cakupan masalah :
1. Makhraj (tempat keluarnya)
2. Shifatul huruf
3. Ahkamul huruf
4. ahkamul maddi wal qasr
5. ahkamul waqaf wal ibtid
6. Al Khat Al Utsmani
· Haq huruf adalah sifat-sifat huruf yang tsabit (telah melekat) padanya, tidak akan terpisah darinya. Meliputi sifat-sifat huruf, makharijul huruf Di antaranya sifat jahr, syiddah, isti’la, ithbaq, dan qalqalah.
· Mustahaq huruf adalah hukum-hukum baru (aridhah) yang timbul oleh sebab tertentu setelah hak-hak huruf terpenuhi. Seperti hukum nun sukun atau tanwin, mim sukun, ghunnah, mad[3], qasr[4] waqaf[5] dll[6]
Terkumpulnya Hak huruf & Mustahaqul huruf, mempelajarinya akan membantu bacaan menjadi tartil
Makna Tartil
Allah berfirman :
وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًا
Bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. ( Q.S Al Muzammil : 4 )
Dalam tafsir Atthobari :
وَقَوْلُهُ: {وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا} [المزمل: 4] يَقُولُ جَلَّ وَعَزَّ: وَبَيِّنِ الْقُرْآنَ إِذَا قَرَأْتَهُ تَبْيِينًا، وَتَرَسَّلْ فِيهِ تَرَسُّلًا. وَبِنَحْوِ الَّذِي قُلْنَا فِي ذَلِكَ قَالَ أَهْلُ التَّأْوِيلِ[7]
‘dan bacalah Al Qur’an dengan tartil‘, maksudnya Allah ‘Azza wa Jalla mengatakan: perjelaslah jika engkau membaca Al Qur’an dan bacalah dengan tarassul (pelan dan hati-hati)” (Tafsir Ath Thabari, 23/680)
Syaikh Abdurrahman As Sa’di menjelaskan:
فإن ترتيل القرآن به يحصل التدبر والتفكر، وتحريك القلوب به، والتعبد بآياته، والتهيؤ والاستعداد التام له
“‘dan bacalah Al Qur’an dengan tartil‘, karena membaca dengan tartil itu adalah membaca yang disertai tadabbur dan tafakkur, hati bisa tergerak karenanya, menghamba dengan ayat-ayat-Nya, dan tercipta kewaspadaan dan kesiapan diri yang sempurna kepadanya” [8]
Wajibnya belajar ilmu tajwid
Mengenai pentingnya ilmu tajwid, Seorang alim ahli qiraat bernama Syekh Al Jazari, menyebutkan dalam syairnya, Manzhumah al-Jazariyyah.
«المقدمة الجزرية» (ص62 ت القاسم):
وَالأَخْذُ بِالتَّجْوِيدِ حَتْمٌ لَازِمُ … مَنْ لَمْ يُصَحِّحِ القُرَانَ آثِمُ
لِأَنَّهُ بِهِ الإِلَهُ أَنْزَلَا … وَهَكَذَا مِنْهُ إِلَيْنَا وَصَلَا
“Dan mempelajari ilmu tajwid adalah sesuatu yang wajib, Siapa yang tak (berusaha) memperbaiki bacaannya maka ia bisa berdosa”
“Karena demikianlah (beserta cara membacanya) Allah menurunkan Al-Qur’an Dan seperti itu pula (bacaan Al-Quran dan tajwidnya) sampai kepada kita”[9]
٣
DAFTAR PUSTAKA :
[1] Hidayatul Qari (I/45)
[2] Hidayatul Mustafid, hal 4
[3] Mad adalah istilah dalam ilmu qiraah untuk menunjukkan panjang bacaan yang lebih dari 2 harakat
[4] Qashr untuk menunjukkan 2 harakat
[5] Tanda berhenti pada ayat di dalam alqur’an
[6] Pedoman Ilmu tajwid lengkap, hal 5
المكتبة الشاملة , تفسير الطبري جامع البيان - ت التركي (23/ 362) [7]
المكتبة الشاملة , تفسير السعدي = تيسير الكريم الرحمن (ص892) [8]
المقدمة الجزرية» (ص62 ت القاسم) [9]